SI KEPITING TAPAL KUDA
Pasti kalian tidak asing dengan hewan di atas, kalo di Jawa timur dulu saya sering sebut nama hewan ini “Mimi” yang sering terlihat di pantai.
Ternyata hewan ini adalah salah satu makhluk paling tua di bumi yang masih hidup sampai sekarang, banyak sebutan untuk hewan ini, seperti Horseshoe Crab/Kepiting Kuku Kuda/Mimi dalam bahasa Indonesia dan Limulus dalam bahasa ilmiah, meskipun disebut “kepiting,” mereka sebenarnya lebih dekat ke keluarga laba-laba [Arahcnoidea] daripada kepiting sejati [Crustaceae].
FOSIL HIDUP
Hewan ini memiliki sejarah evolusi yang sangat panjang, yang dapat ditelusuri lebih dari 450 juta tahun ke belakang. Meskipun mereka mengalami perubahan dalam sepanjang waktu, tetapi mereka tetap memiliki banyak ciri-ciri primitif yang membuat mereka dianggap sebagai “fosil hidup.” hewan ini masih dapat ditemui di perairan dangkal di sekitar pantai Amerika Utara dan Asia.
Selain Horseshoe Crab, ada beberapa spesies lain yang juga dianggap sebagai “fosil hidup,” termasuk Coelacanth, seekor ikan laut dalam yang dianggap punah sekitar 66 juta tahun yang lalu, namun ditemukan hidup pada tahun 1938 di lepas pantai Afrika dan Indonesia. Keduanya, Horseshoe Crab dan Coelacanth, memberikan wawasan yang berharga tentang sejarah evolusi makhluk hidup di Bumi.
MANFAAT KEPITING TAPAL KUDA
Ternyata hewan ini banyak banget manfaatnya, sampai-sampai pemerintah menjadikannya hewan yang dilindungi. Saya kutip dari Mongabay.co.id perburuan kepiting tapal kuda beberapa kali terjadi . Pada 2017, delapan ribu ketam tapak kuda yang diambil dari perairan Taman Nasional Sembilang, Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan dan akan diselundupan ke Malaysia, digagalkan Direktorat Polisi Air [Ditpolair] Polda Sumsel.
Permintaan terhadap kepiting tapal kuda ini sangat tinggi di luar negeri karena adanya informasi yang mengatakan bahwa keptiting ini sangat populer di kota Tinggi, Johor, Malaysia.
Beberapa negara seperti AS, Tiongkok, dan Jepang menggunakan ekstrak darahnya untuk pengujian endotoksin dan diagnosa meningitis serta gonorhoe.
Pada tahun 2019, sebanyak tujuh ribu ekor belangkas yang hendak diselundupkan ke Thailand, digagalkan TNI AL saat berpatroli menggunakan KRI Patimura-371 Satkor Koarmada I di perairan Aceh Timur, Aceh. Satwa unik ini marak diselundupkan karena harga jualnya yang mahal. Bahkan di pasar online, sudah ada yang menjual ekstrak darah biru kepiting tapal kuda.
Darah kepiting ini mengandung zat pembekuan khusus untuk pembuatan Limulus amebocyt lysate [LAL] yang penggunaannya untuk penelitian bidang vaksinasi dan produk medis lain.
Saat pandemi COVID-19, kesehatan manusia bergantung pada kepiting tapal kuda. Sebab darah dari hewan ini digunakan untuk menguji apakah sebuah calon vaksin aman dipakai untuk manusia [BBC].
https://www.mongabay.co.id/2022/12/13/meski-dilindungi-hewan-berdarah-biru-ini-masih-diburu/