Sapi, sebagai hewan ruminansia, memiliki proses pencernaan yang khas dan efisien, yang mencakup mekanisme pengunyahan ulang. Perut sapi terbagi menjadi empat kompartemen utama: rumen, retikulum, omasum, dan abomasum, yang masing-masing memainkan peran khusus dalam proses pencernaan.
1. Pencernaan Awal di Rumen: Awalnya, makanan yang dikonsumsi sapi masuk ke rumen, di mana terjadi pencernaan awal. Di sini, fermentasi oleh mikroorganisme memulai proses pemecahan makanan, khususnya serat.
2. Pengunyahan Ulang: Setelah tahap awal di rumen, sapi mengeluarkan kembali gumpalan makanan ke mulut untuk dikunyah ulang. Proses ini, dikenal sebagai rumination, membantu memecah serat lebih lanjut dan memfasilitasi pencernaan yang lebih efisien.
3. Fermentasi di Retikulum: Setelah dikunyah ulang, makanan ditelan lagi dan masuk ke retikulum. Di sini, fermentasi lebih lanjut terjadi, dengan bantuan mikroorganisme seperti protozoa dan bakteri, yang menyediakan enzim untuk pencernaan enzimatis.
4. Pencernaan Mekanik di Omasum: Makanan kemudian bergerak ke omasum, di mana pencernaan mekanik berlangsung. Tahap ini mengurangi ukuran partikel makanan dan mengeluarkan sebagian air, mempersiapkan makanan untuk pencernaan lebih lanjut.
5. Proses Pencernaan di Abomasum: Akhirnya, makanan mencapai abomasum, yang paling mirip dengan lambung manusia. Di sini, asam hidroklorik (HCl) diproduksi, memainkan peran kunci dalam pencernaan kimia makanan.
Setelah melewati keempat kompartemen perut, makanan berlanjut ke usus halus, di mana nutrisi utama diserap, kemudian ke usus besar untuk proses penyerapan air dan pembentukan limbah. Proses pencernaan ini memungkinkan sapi untuk memaksimalkan penyerapan nutrisi dari makanan mereka, terutama serat, yang merupakan komponen utama dari diet mereka.