Gregor Mendel adalah tokoh penting dalam sejarah genetika, tetapi pengakuan atas karyanya tidak datang selama hidupnya. Mendel, yang dikenal sebagai Bapak Genetika, melakukan eksperimen dengan tanaman kacang polong di pertengahan abad ke-19, yang membantunya mengembangkan hukum genetika dasar. Namun, meskipun pentingnya, karyanya tidak mendapat pengakuan yang layak sampai setelah kematiannya pada tahun 1884.
Mendel pertama kali menerbitkan temuannya pada tahun 1866, tetapi penemuan ini tidak mendapat banyak perhatian dari komunitas ilmiah pada waktu itu. Faktanya, Mendel menghadapi kesulitan dalam karirnya, termasuk gagal dalam ujian untuk menjadi guru bersertifikat, yang mengecewakannya dan berpotensi memengaruhi pandangannya terhadap karyanya sendiri.
Ketidakakuran Mendel dengan gereja dan minatnya dalam ide-ide yang dianggap kontroversial pada waktu itu, seperti evolusi, juga mungkin memengaruhi bagaimana karyanya diterima. Mendel adalah seorang biarawan di Biara Santo Tomas di Brno, Republik Ceko, tetapi ia juga mengambil peran sebagai guru dan peneliti. Dia menghabiskan hampir dua tahun belajar di Universitas Wina, mengambil kursus lanjutan dalam fisika, matematika, kimia, botani, zoologi, dan paleontologi, serta membantu dalam penelitian entomologi.
Karyanya akhirnya ditemukan kembali dan diakui pada awal abad ke-20, sekitar 16 tahun setelah kematiannya, oleh ilmuwan seperti Hugo de Vries, Carl Correns, dan Erich von Tschermak. Mereka mengakui nilai penting dari temuannya dan mengkonfirmasi hasil penelitiannya. Sejak itu, hukum Mendel dihormati sebagai dasar genetika modern, tetapi perjalanannya menuju pengakuan adalah perjalanan yang penuh dengan ironi dan kesenyapan.
Referensi:
1. [“The true legacy of Gregor Mendel: careful, rigorous and humble science” – Nature](https://www.nature.com/articles/d41586-022-01953-z)
2. [“Demystifying the mythical Mendel: a biographical review” – Heredity – Nature](https://www.nature.com/articles/s41437-021-00459-8)